pascalaubier.com

pascalaubier.com – Dalam menghadapi tekanan legislatif dari pemerintah Amerika Serikat, ByteDance, korporasi induk dari aplikasi TikTok, mengindikasikan preferensinya untuk mengakhiri operasi TikTok di AS daripada mengalihkan kepemilikannya kepada entitas Amerika. Tindakan ini direspons atas undang-undang yang menuntut divestasi perusahaan asing di AS.

Posisi ByteDance Terhadap Penjualan

Sumber-sumber yang terpercaya dan berada dalam lingkaran internal perusahaan telah menginformasikan kepada Reuters bahwa ByteDance menolak opsi penjualan TikTok. Algoritma TikTok, yang dianggap sebagai aset vital untuk kesinambungan strategis bisnis ByteDance, menjadi alasan utama penolakan ini, meskipun TikTok hanya memberikan kontribusi marginil terhadap total pendapatan dan pengguna ByteDance.

Komunikasi Resmi ByteDance

Melalui Toutiao, salah satu platform miliknya, ByteDance telah menyampaikan secara eksplisit bahwa tidak ada rencana untuk menjual TikTok. Pernyataan ini dikeluarkan menanggapi laporan yang menyarankan potensi penjualan TikTok tanpa algoritmanya. CEO TikTok, Shou Zi Chew, telah mengungkapkan kepercayaan terhadap kemungkinan kemenangan dalam menggugat undang-undang yang diprakarsai oleh Presiden Joe Biden.

Mandat Eksekutif AS

Presiden AS, Joe Biden, telah menetapkan batas waktu hingga 19 Januari 2024 untuk penjualan TikTok sebagai bagian dari upaya untuk mengamankan data pribadi warga AS dari akses oleh pemerintah asing. Kegagalan dalam menjual akan mengakibatkan TikTok dilarang dari distribusi melalui App Store dan Play Store di AS.

Harga Penjualan dan Tantangan Transaksi

Dengan estimasi nilai penjualan mencapai $100 miliar, TikTok menghadapi tantangan substansial dalam menavigasi proses penjualan. Ahli hukum Lee Edwards menyoroti bahwa tenggat waktu yang ditetapkan sangatlah ambisius, mengingat kompleksitas transaksi dan persyaratan regulasi yang harus dipenuhi.

Ekspresi Minat dari Para Investor

Meskipun terdapat hambatan yang signifikan, tercatat beberapa figur finansial terkemuka, termasuk Steven Mnuchin, telah menunjukkan ketertarikan untuk mengakuisisi TikTok. Tokoh industri lainnya seperti Bobby Kotick dan Kevin O’Leary juga telah menyatakan minat mereka, meskipun penggalangan dana yang diperlukan untuk akuisisi yang berhasil mungkin memerlukan pembentukan konsorsium investasi, yang dapat menambah kompleksitas negosiasi.

ByteDance dihadapkan pada keputusan kritis antara divestasi atau penghentian operasi TikTok di pasar AS. Sementara minat dari investor tampak signifikan, berbagai hambatan legislatif dan tenggat waktu yang ketat menempatkan masa depan operasi TikTok di AS dalam keadaan yang tidak pasti. Keputusan ini mencerminkan nilai strategis dari algoritma TikTok dan menyoroti implikasi kebijakan AS terhadap praktik bisnis perusahaan teknologi internasional.