PASCALAUBIER – Pagi itu, desa terasa lebih sunyi dari biasanya. Udara dingin menyelimuti setiap sudut, seakan turut merasakan duka yang mendalam. Oneng, dengan wajah sedih dan mata berkaca-kaca, berdiri di depan rumahnya. Di hadapannya, sebuah perahu kecil siap membawa Bang Juri, sahabat karibnya, pergi meninggalkan desa untuk selamanya.
Oneng dan Bang Juri telah bersahabat sejak kecil. Mereka tumbuh bersama, berbagi suka dan duka, serta saling mendukung dalam setiap langkah kehidupan. Namun, hari ini, mereka harus berpisah. Bang Juri harus pergi ke kota besar untuk mencari nafkah yang lebih baik, meninggalkan desa yang telah membesarkan mereka.
Ekspresi Wajah Oneng
“Oneng, aku harus pergi. Aku berjanji akan kembali suatu hari nanti,” kata Bang Juri dengan suara bergetar, mencoba menguatkan diri.
Oneng hanya mengangguk, tak mampu berkata-kata. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh juga. Ia merasa kehilangan sebagian dari dirinya. Bang Juri bukan hanya sahabat, tetapi juga saudara yang selalu ada di sisinya.
“Aku akan merindukanmu, Bang,” ucap Oneng lirih, suaranya hampir tak terdengar.
Bang Juri menghampiri Oneng dan memeluknya erat. “Aku juga akan merindukanmu, Oneng. Tapi ini bukan perpisahan untuk selamanya. Aku akan kembali, aku janji,” kata Bang Juri sambil mengusap air mata Oneng.
Oneng mencoba tersenyum, meski hatinya terasa hancur. “Aku percaya padamu, Bang. Tapi tolong, jaga dirimu baik-baik di sana.”
Bang Juri mengangguk dan melepaskan pelukannya. Ia kemudian berjalan menuju perahu yang sudah siap di tepi sungai. Oneng mengikuti dengan pandangan matanya, hatinya berat menahan rasa sedih.
Ketika perahu mulai bergerak, Oneng berlari ke tepi sungai dan berteriak, “Jangan lupa padaku, Bang!”
Bang Juri menoleh ke belakang, melambaikan tangan dengan senyum terbaiknya. “Aku tidak akan pernah melupakanmu, Oneng!”
Perahu itu semakin menjauh, meninggalkan Oneng yang berdiri di tepi sungai dengan wajah sedih. Ia tahu, ini bukanlah akhir dari persahabatan mereka, tetapi awal dari perjuangan baru. Oneng akan menunggu Bang Juri kembali, dengan harapan dan doa yang tulus.
Hari itu, desa kehilangan salah satu putra terbaiknya, tetapi Oneng tahu, Bang Juri akan kembali dengan sukses dan kebahagiaan. Dan ketika itu terjadi, mereka akan merayakannya bersama, seperti yang selalu mereka lakukan sejak kecil.
Penutup
Wajah sedih Oneng melepas kepergian Bang Juri adalah gambaran nyata dari perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan untuk mencapai impian. Persahabatan mereka yang tulus dan kuat menjadi inspirasi bagi semua orang di desa, bahwa tidak ada perpisahan yang abadi jika hati masih terhubung. Oneng akan terus menunggu, dengan harapan dan doa, bahwa suatu hari nanti, Bang Juri akan kembali membawa kebahagiaan dan kesuksesan.