PASCALAUBIER – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali melancarkan serangan ke para pendulang emas di Papua Pegunungan, Senin (15/7). Tim gabungan TNI-Polri berhasil mengevakuasi 11 jasad korban setelah 12 jam operasi di medan berat. “Kami temukan korban dalam kondisi mengenaskan,” tegas Danrem 172/PWY, Kolonel Inf Jhonny Tambunan.

Kronologi Serangan Mengerikan

Menurut saksi mata, KKB menyerang secara mendadak saat korban sedang bekerja di area tambang emas ilegal. Mereka menggunakan senjata api dan parang untuk membantai para pendulang. “Kami lari ke hutan, tapi banyak yang tidak sempat menyelamatkan diri,” kata Markus, penyintas yang berhasil kabur.

Proses Evakuasi Penuh Risiko

Tim SAR gabungan dari Brimob dan TNI AD harus berjuang melintasi lereng curam dan hutan lebat. Bahkan, helikopter TNI AU dikerahkan untuk transportasi jenazah ke Timika. “Cuaca buruk dan jarak tempuh 80 km jadi tantangan terbesar,” jelas Kapolda Papua, Irjen Mathius Fakhiri.

Respons Cepat Pemerintah

Merespons tragedi ini, Presiden Jokowi langsung memerintahkan operasi militer terukur di wilayah konflik. Sementara itu, Kapolri menggelar rapat darurat untuk memperketat pengamanan di lokasi pertambangan. “Kami tidak akan biarkan teror KKB terus merajalela,” tegas Menko Polhukam Hadi Tjahjanto.

Dukungan untuk Korban

Selain evakuasi, pemerintah akan memberikan santunan Rp50 juta untuk setiap keluarga korban. Tim psikolog juga dikirim ke lokasi untuk pendampingan trauma warga.

Data Korban dan Respons Masyarakat

Nama Korban Usia Asal Daerah
Yohanes Tabuni 32 Mimika
Markus Wenda 45 Jayawijaya
9 data lainnya

Tokoh Adat Papua, Yunus Wenda, mendesak pemerintah membatasi peredaran senjata ilegal. “Konflik ini dipicu perebutan sumber daya emas. Negara harus hadir melindungi warga,” tegasnya.

Upaya Penegakan Hukum

Berdasarkan intelijen, aparat telah mengidentifikasi 5 anggota KKB yang terlibat. Mereka kini menjadi target operasi koboi cenderawasih TNI-Polri. “Kami kejar sampai ke basis mereka di hutan,” tambah Danrem.

Kesimpulan

Dengan langkah tegas ini, pemerintah bertekad memutus mata rantai kekerasan di Papua. Masyarakat diimbau melaporkan aktivitas mencurigakan via hotline 110.